Melihat Konflik Horizontal di Jayawijaya dan Cara Penyelesaian

    Melihat Konflik Horizontal di Jayawijaya dan Cara Penyelesaian
    Foto Google

    Perang saudara telah usai atau berhasil meredamkan dari hasil pendekatan yang dilakukan dari berbagai pihak, terutama dari pihak-pihak yang berandil besar dalam penanganan kasus Perang saudara ini pemerintah, aparat keamanan TNI/POLRI, Tokoh Gereja, Tokoh Adat, Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat yang peduli dan cinta akan Damai diatas tanah ini, maka saya mengucapkan banyak terima kasih atas kerja sama yang baik ini, semoga kasus serupa tidak terulang kembali lagi. 

    Mari kita sama-sama jaga Papua, jaga LAPAGO dan jaga Wamena ini, sebab Wamena adalah pusat pendidikan, pusat bisnis dan pusat segalanya bagi orang LAPAGO, jika kita merusak Wamena, kita mau kemana? Mari kita jaga bersama sebagai Kota DANI (Damai Aman Nyaman dan Indah).

    Melihat dinamika perkembangan kehidupan diberbagai sector di Wamena akhir-akhir ini, untuk itu saya mengajak warga Wamena kota dan sekitarnya tidak bisa menolak perkembangan yang ada termasuk konflik social semacam perang saudara ini, karena sebagai kota sentral di pegunungan tengah ini, mau tidak mau, suka tidak suka akan menghadapi perubahan pembangunan, sikap dan karakter manusia dan lain-lain. Itu sebabnya, tidak perlu mempetak-petakkan orang dengan kelompok ini, suku ini dan golongan ini, tetapi mari kita sama-sama menjaga persaudaraan kita dengan cinta kasih tanpa memandang latar belakang asal usul dan daerah dan lain sebagainya.

    Dan jika terjadi konflik begini juga, para pihak yang terlibat juga tidak main sapu rata, asal satu kompleks, itu tidak benar dan disitula membuat pihak yang tidak terlibat namun kena dampak marah besar.

    Jika kita melihat dan mengamati latar belakang terjadinya kasus konflik social semacam perang saudara seperti yang terjadi beberapa hari di Wamena Kabupaten Jayawijaya Papua ini, pihak-pihak yang berwenang untuk mencegah dan mengamankan itu sudah tahu pasti cara pendeteksian konflik, cara mencegah dan cara mengamankannya, sebab berangkat dari pengalaman penanganan kasus serupa itu menjadi guru terbaik dan ditambah lagi dibekali dengan ilmu khusus yang diberikan selama pendidikan. Sebab pihak keamanan sudah tahu bahwa ada pembunuhan begitu seharusnya sudah tahu deteksi konfliknya dan cara penanganannya, namun yang terjadi sekarang ini lambat sekali, seakan-akan diberi waktu untuk perang saudara ini. Orang sudah dengan terang-terangan angkat alat perang tradisional berupa busur, panah dan parang namun dibiarkan, lebih-lebih lagi orang drop alat-alat perang itu busur dan panah yang dibawah dari salah satu maskapai penerbangan namun tidak ditahan ini aneh! menjadi pertanyaan? Padahal jika tidak ada perang saudara semacam ini sering melakukan swiping alat tajam dibeberapa titik, tetapi sekarang dibiarkan, Negara dalam hal ini TNI/POLRI tidak boleh kalah dari rakyat dalam hal keamanan bersama ini. 

    Mahasiswa demo damai mau sampaikan aspirasi dengan cara terhormat dan sesuai yang diatur dalam undang-undang saja sebelum direncanakan yang ada dalam pikiran mahasiswa saja inteljen bisa deteksi, apalagi mau turun aksi itu pengamanan dan pengawalannya super ketat macam ada perang antara Negara, mobil lapis baja, barak cuda, rompi anti peluru, helm baja bahkan ratusan bahkan ribuan personil dari berbagai kesatuan diturunkan untuk mengaman bahkan juga dibubarkan paksa, padahal hanya ingin menyampaikan pikiran dan pendapat yang nyata-nyata dijamin undang-undang.

    Seharusnya dalam menangani konflik perang saudara seperti kejadian Wamena ini harus mencega dengan kekuatan penuh seperti menangani aksi masa demo pula. Agar supaya tidak terkesan buruk dalam penanganan, walaupun aparat juga punya keterbatasan dan lain-lain.

    Dan saya menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, aparat keamanan TNI/POLRI, Tokoh Gereja, Tokoh Adat, Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat yang peduli dan cintah Damai diatas tanah ini, semoga kasus serupa tidak terulang kebali lagi. Mari kita sama-sama jaga Papua, jaga LAPAGO dan jaga Wamena ini, sebab Wamena adalah pusat pendidikan, pusat bisnis dan pusat segalanya bagi orang LAPAGO, jika kita merusak Wamena lalu mau kemana? Mari kita jaga bersama sebagai Kota DANI Damai Aman Nyaman dan Indah.

    Wamena, 11 Januari 2022

    Akatif Hisage

    Perang suku Jayawijaya Papua
    Aleks Waine

    Aleks Waine

    Artikel Sebelumnya

    GPPMMA Aikai Gelar Seminar Sehari

    Artikel Berikutnya

    Pemuda Kamuu Utara Terus Membersihkan Ludah...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hana Rawhiti Maipi-Clarke: Anak Muda yang Mengguncang Parlemen Selandia Baru
    Hendri Kampai: Rapat Kerja dengan Jaksa Agung RI, Komisi III DPR RI Makin Menyala
    Peduli Iingkungan, Panglima TNI Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan di Area Mabes TNI
    Ketegangan Memuncak: Serangan TPNPB/OPM Hantui Masyarakat Intan Jaya, Pendidikan Anak Terancam!

    Ikuti Kami